Apa Itu Fraud Triangle? Pengertian, Penyebab & Cara Mengatasinya
ERP360-Fraud Triangle adalah konsep yang digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecurangan atau fraud dalam suatu organisasi. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli akuntansi bernama Dr. Donald Cressey pada tahun 1951. Menurut Cressey, ada tiga faktor utama yang harus ada agar terjadinya kecurangan, yaitu kesempatan, rasionalisasi, dan tekanan.
Mengenal Lebih Dalam Istilah Freud Triangle dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Kesempatan dalam Fraud Triangle
Kesempatan adalah faktor pertama dalam Fraud Triangle. Kesempatan ini terjadi ketika seseorang memiliki akses terhadap aset atau sumber daya penting yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan. Contohnya, seorang pegawai yang bertanggung jawab atas keuangan perusahaan memiliki kesempatan untuk menggelapkan uang perusahaan jika tidak ada sistem pengawasan yang memadai.
Rasionalisasi dalam Fraud Triangle
Faktor kedua dalam Fraud Triangle adalah rasionalisasi. Rasionalisasi terjadi ketika seseorang menjustifikasi atau meyakinkan dirinya sendiri bahwa tindakan kecurangan yang dilakukannya adalah benar atau tidak salah. Contohnya, seorang pegawai yang berpikir bahwa ia tidak diberi gaji yang cukup oleh perusahaannya sehingga ia berhak untuk mengambil uang dari perusahaan sebagai bentuk kompensasi.
Tekanan dalam Fraud Triangle
Tekanan adalah faktor ketiga dalam Fraud Triangle. Tekanan terjadi ketika seseorang merasa terdesak untuk melakukan kecurangan. Tekanan ini bisa berupa masalah keuangan, masalah pribadi, atau masalah pekerjaan. Contohnya, seorang pegawai yang memiliki hutang yang besar dan tidak bisa membayar tagihan-tagihannya merasa terdesak untuk melakukan kecurangan demi membayar hutangnya.
Bagaimana Cara Mengatasi Fraud Triangle?
Untuk mencegah terjadinya Fraud Triangle, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh suatu organisasi. Pertama, organisasi harus memiliki sistem pengawasan yang ketat untuk mengontrol akses terhadap aset atau sumber daya penting. Kedua, organisasi harus menerapkan prinsip-prinsip etika yang tinggi dan menjunjung tinggi integritas dalam lingkungan kerja. Ketiga, organisasi harus memberikan pendidikan dan pelatihan yang tepat kepada karyawan tentang risiko kecurangan dan cara mencegahnya.
Selain itu, organisasi juga harus membuat kebijakan yang jelas dan transparan tentang tindakan kecurangan dan konsekuensinya. Kebijakan ini harus dipahami oleh seluruh karyawan dan konsekuensinya harus ditegakkan secara konsisten. Organisasi juga harus memiliki tim yang terlatih untuk menangani kasus kecurangan jika terjadi.
Kesimpulan
Fraud Triangle adalah suatu konsep yang dikembangkan oleh peneliti bernama Donald Cressey untuk menjelaskan mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan atau penipuan dalam sebuah organisasi.
Konsep ini terdiri dari tiga elemen utama yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization).
Tekanan bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal, sedangkan kesempatan bisa tercipta karena adanya celah dalam sistem pengendalian internal perusahaan. Sementara itu, rasionalisasi dilakukan oleh pelaku kecurangan untuk meyakinkan dirinya bahwa tindakan yang dilakukan tidak salah.
Untuk menghindari terjadinya Fraud Triangle, perusahaan perlu menerapkan beberapa langkah pencegahan seperti meningkatkan pengawasan dan kontrol internal, memberikan pelatihan dan edukasi pada karyawan mengenai etika dan integritas bisnis, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan transparan.
Selain itu, perusahaan juga perlu menerapkan sistem whistleblower yang dapat memfasilitasi pelaporan tindakan kecurangan tanpa adanya rasa takut atau diskriminasi terhadap pelapor.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan dan melindungi aset dan reputasi perusahaan. (MSH)