Tips Meminimalkan Risiko Piutang Tak Tertagih yang Efektif
Risiko piutang tak tertagih – Menjalankan roda bisnis memang tidak mudah. Semua mesin bisnis harus bergerak efektif supaya roda bisnis melaju dengan lancar. Mulai dari marketing, produksi, dan tim keuangan harus menjalankan roda bisnis dengan performa yang bagus.
Salah satu strategi yang bisa dijalankan oleh marketing dan keuangan adalah menyediakan skema pembelian unit secara kredit. Jadi pembeli bisa mendapatkan produk atau jasa dengan skema utang.
Jadi intinya ambil barang dulu, bayar belakangan. Alhasil produk atau jasa bisa cepat laku di pasaran. Strategi pembelian secara kredit ini pun tidak sepenuhnya sempurna, ada risiko yang harus ditanggung. Peningkatan jumlah utang yang besar akan membuat cash flow bisnis jadi terganggu.
Seperti kasus barang digudang menipis, akan tetapi dana cash yang dimiliki tidak cukup untuk proses produksi. Pasalnya kebanyakan pembeli memakai transaksi utang. Alhasil risiko putang sangat tinggi dan akhirnya tidak ada uang cash untuk belanja modal.
Oleh karena itu, skema pembelian kredit harus dibatasi alias harus ada manajemen yang mengatur pembelian kredit. Jadi skema pembelian kredit tidak bisa dijalankan dengan serampangan. Di samping itu, mengatur pembelian kredit juga berfungsi agar risiko piutang tidak tertagih bisa diminimalkan.
Pasalnya risiko piutang yang tak tertagih sangat merugikan bisnis. Bayangkan ada satu konsumen yang membeli produk dengan skema utang, nominalnya Rp 100 juta. Ternyata pas jatuh tempo dan Anda melakukan penagihan ternyata konsumen ini tidak mau bayar. Bahkan lari dari tanggung jawab.
Alhasil cash flow bisnis terganggu. Jika ada 10 orang sulit ditagih dengan nominal utang Rp 100 juta. Berarti bisnis Anda rugi Rp 1 miliar. Angka yang sangat besar. Bisa bikin bisnis Anda gulung tikar dalam waktu singkat.
Oleh karena itu, sebelum menjalankan strategi pembelian secara kredit, ada baiknya membuat hitung-hitungan yang ketat. Supaya cash flow bisnis lancar dan tidak rugi besar.
Berikut tips meminimalkan risiko piutang tak tertagih
Profiling pihak yang hendak berhutang
Hal yang paling penting adalah melakukan profiling pada pihak yang berhutang. Pastikan pihak yang hendak berhutang memiliki catatan yang baik. Misalnya selalu tepat waktu dalam membayar utang. Kemudian pihak yang berhutang memiliki jaminan yang jelas serta pekerjaan juga jelas.
Jangan sampai memberikan hutang kepada pihak yang punya masalah utang-piutang. Jika memberi utang kepada pihak yang punya catatan buruk soal utang maka risiko piutang tak tertagih akan tinggi. Lebih baik berikan utang kepada rekanan yang sudah kenal dekat dan Anda tahu cashflow bisnisnya.
Tetapkan pagu hutang
Pagu atau batasan paling maksimal memberikan hutang harus ditetapkan sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Misalnya batas maksimal pemberian utang hanya Rp 5 juta saja. Dengan demikian risiko piutang tak tertagih bisa diminimalkan. Artinya jika pun piutang tak tertagih terjadi maka risiko yang Anda tanggung tidak besar.
Di samping memberikan pagu kredit, pastikan juga pihak yang berhutang membayar uang muka terlebih dahulu. Misalnya beli barang Rp 4 juta maka tetapkan uang muka sebesar 30% dari harga tersebut. Cara ini tentu efektif untuk meminimalkan risiko piutang tak tertagih.
Untuk memudahkan pencatatan dan mengontrol piutang, Anda bisa menggunakan software akuntansi online dari ERP 360. Pencatatan keuangan jadi lebih cepat dan human error bisa diminimalkan. Anda pun bisa mencatat risiko piutang tak tertagih dan monitornya setiap waktu. Untuk langganan software akuntansi ERP 360, hubungi kami sekarang. (AS)